Nasi Bungkus adalah cara tradisional Indonesia yang sangat disukai untuk menyajikan satu paket makanan lengkap—nasi yang dibungkus dengan daun pisang atau kertas, lengkap dengan berbagai lauk dan pelengkap. Kata “bungkus” secara harfiah berarti “dibungkus,” dan cara ini memiliki akar budaya yang kuat di seluruh Indonesia sebagai metode praktis, mudah dibawa, dan ramah lingkungan untuk menikmati makanan seimbang saat bepergian.

Pada dasarnya, Nasi Bungkus bukanlah satu jenis hidangan tunggal, melainkan satu paket makanan yang terdiri dari nasi putih kukus yang disajikan bersama beragam lauk-pauk penuh cita rasa. Lauk tersebut bisa berupa sumber protein, sayuran, sambal (saus cabai pedas), dan kadang-kadang camilan renyah. Makanan ini secara tradisional dibungkus rapat dengan daun pisang atau kertas coklat, yang tidak hanya menjaga makanan tetap hangat dan segar tetapi juga memberikan aroma khas dari daun pisang yang menambah kenikmatan nasi.

Nasi Bungkus populer karena kemudahannya dan fleksibilitasnya—biasanya dinikmati sebagai bekal makan siang, makanan jalanan untuk dibawa pulang, atau sajian istimewa dalam acara kumpul-kumpul dan upacara.

Lebih dari sekadar makanan praktis, Nasi Bungkus juga mencerminkan keramahan dan budaya makan bersama masyarakat Indonesia. Hidangan ini sering disiapkan untuk acara besar, perayaan keagamaan, atau sebagai sesajen dalam upacara adat. Penjual di pasar tradisional dan warung kaki lima menjual nasi bungkus sebagai makanan bergizi dengan harga terjangkau untuk para pekerja, pelajar, dan pelancong.

Pembungkus daun pisang yang digunakan juga ramah lingkungan dan memberikan aroma alami yang khas, sehingga meningkatkan pengalaman bersantap secara keseluruhan.